BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Karya tulis di Indonesia sudah mulai digemari
remaja pada masa kini, termasuk karya tulis novel. Novel adalah sebuah karya prosa
fiksi yang mengangkat permasalahan yang kompleks dan luar biasa dari kehidupan tokoh-tokohnya.
Novel sendiri dibagi menjadi dua, yaitu novel Indonesia dan terjemahan. Namun,
dari kedua novel tersebut tetap mempertahankan unsur-unsur intrinsik dan
ekstrinsiknya. Unsur intrinsik terdiri dari tema, alur, latar, tokoh,
pertokohan, sudut pandang, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari
latar belakang pengarang, aspek-aspek sosial, ekonomi, dan pendidikan serta
semangat zaman, atmosfer atau iklim tertentu.
Pengetahuan akan unsur yang membentuk karya
sastra pun sangat diperlukan untuk memahami karya sastra secara menyeluruh.
Tanpa pengetahuan akan unsur-unsur yang membangun karya sastra, pengetahuan
kita akan dangkal. Sehingga, maksud serta makna yang disampaikan pengarang
kemungkinan tidak akan tertangkap pembaca.
Maka dari itu, penulis akan membantu
menjelaskan makna yang ada pada novel
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata kepada para pembaca yang ingin mengetahui
lebih dalam tentang unsur ekstrinsik dalam novel tersebut.
B.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat
diidentifikasikan sebagai berikut.
1) Apakah yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar?
2) Mengapa unsur ekstrinsik dalam sebuah novel
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata perlu dianalisis?
3) Bagaimana unsur-unsur ekstrinsik dalam novel
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
C.
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut,
maka penulis akan membatasi masalah pada nomor 3, yaitu:
“Bagaimana unsur-unsur ekstrinsik dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata?”
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka
dapat dirumuskan mengenai unsur ekstrinsik dalam novel Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata seperti di bawah ini.
1. Bagaimana latar belakang pengarang yang menulis
novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
2. Bagaimana aspek-aspek sosial yang terdapat
dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
3. Bagaimana aspek-aspek ekonomi yang terdapat
dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
4. Bagaimana aspek-aspek pendidikan yang
terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
5. Bagaimana semangat zaman, atmosfer atau iklim
tertentu yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata?
E.
Kegunaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut,
kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Agar para pembaca dapat mengetahui apa saja
unsur ekstrinsik dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
2. Agar para pembaca dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai unsur ekstrinsik dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata.
F.
Sistematika Penulisan
Untuk memberi gambaran dalam karya tulis ini,
maka sistematika penulisan digambarkan secara singkat mengenai karya tulis ini.
BAB
I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : DESKRIPSI TEORI DAN
KERANGKA BERPIKIR
Bab ini terdiri dari deskripsi teori dan kerangka berpikir.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang tujuan penelitian, waktu dan
tempat penelitian, metode penelitian, fokus penelitian, objek penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini berisi sinopsis novel dan analisis unsur
ekstrinsik dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
BAB V : PENUTUP
Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
DESKRIPSI
TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A.
Deskripsi Teori
1.
Hakikat
Unsur Ekstrinsik Novel
a. Hakikat Unsur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi II
yang dimaksud dengan unsur adalah bagian terkecil dari suatu benda; bagian
benda yang sudah tidak dapat dipecah atau dibagi lagi.¹
Jadi
yang dimaksud dengan unsur adalah bagian terkecil dari suatu benda yang sudah
tidak dapat dibagi lagi.
b. Hakikat Ekstrinsik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi II
yang dimaksud ekstrinsik adalah berasal dari luar; bukan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari sesuatu; tidak termasuk intinya.²
Ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya
sastra itu, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi bangunan
_____________________________________________________________________________
1 Em Zul
Fajri, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi II, 2001, hlm.851
2
Ibid., hlm.274
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
atau sistem organisme karya sastra.³
Jadi yang dimaksud ekstrinsik adalah unsur
yang berada di luar karya sastra, namun turut menentukan benda dan isi karya
sastra.
c.
Hakikat
Novel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi II yang
dimaksud dengan novel adalah tulisan berupa karangan prosa yang panjang dan
menceritakan sebuah kisah.4
Novel adalah kumpulan peristiwa yang diceritakan oleh
peneliti dan peristiwa tersebut terkait erat dengan kepribadian itu yang
beraneka ragam.5
Di pihak lain, Nurhadi mengemukakan novel adalah bentuk
karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai sosial budaya, moral dan
pendidikan.6 Sedangkan
menurut Rostamaji, novel adalah karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan karena
sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra.
_____________________________________________________________________________
3 Burhan Nurgiyantoro, Teori pengkajian Fiksi, 2009, hlm.23
4
Em Zul Fajri, op.cit., hlm.593
5 http/://repository.usu.ac.id
6 http/://loker_seni.web.id
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Unsur intrinsik meliputi tema, latar, alur, penokohan, sudut
pandang, dan gaya bahasa. Sedangkan unsur ekstrinsik meliputi latar belakang
pengarang, nilai sosial, nilai budaya, nilai ekonomi, nilai agama, adat
istiadat, dan nilai sejarah.7
Dengan demikian yang dimaksud novel adalah jenis prosa
yang menceritakan kehidupan manusia, baik yang menyangkut perwatakan tokoh atau
lingkungan sekitar.
d. Hakikat Unsur Ekstrinsik Novel
Dari berbagai hakikat diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan unsur ekstrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di luar novel namun tidak secara
langsung mempengaruhi novel tetapi juga turut menentukan isi suatu novel.
Unsur-unsur tersebut adalah latar belakang pengarang, nilai sosial, nilai
budaya, nilai ekonomi, nilai agama, adat istiadat, dan nilai sejarah.
___________________________________________________________________________
7
Ibid.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
B.
Kerangka Berfikir
Unsur ekstrinsik novel adalah unsur-unsur
yang berada di luar novel namun tidak secara langsung mempengaruhi novel,
tetapi turut menentukan isi sebuah novel yang di dalamnya terdapat nilai-nilai
social budaya, moral, dan pendidikan.
Jadi dalam sebuah novel mempunyai unsur-unsur ekstrinsik
yang meliputi latar belakang pengarang, nilai sosial, nilai budaya, nilai
ekonomi, nilai agama, adat istiadat, dan nilai sejarah yang secara tidak
langsung mempengaruhi dan menentukan isi sebuah novel.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat dirumuskan
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui lebih dalam tentang unsur-unsur
ekstrinsik sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Untuk mengetahui apa saja unsur ekstrensik
yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
4. Untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai unsur ekstrinsik novel.
B.
Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dan tempat penelitian karya tulis ini
yaitu dilaksanakan pada tanggal 5 Maret sampai dengan 6 April 2012 di rumah
penulis dan SMA Negeri 4 Depok.
C.
Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, jenis metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode membaca
(kualitatif).
D.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian pada penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah kajian unsur ekstrinsik dalam novel yang berjudul Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata.
E.
Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah novel yang
digunakan untuk penelitian yaitu novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
F.
Instrumen Penelitan
Instrumen penelitian ini adalah penulis
sendiri dengan berbagai pihak yang membantu dan berbagai sumber yang memuat
kajian unsur ekstrinsik novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
G.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut.
1. Studi Pustaka
Pada teknik ini, penulis membaca buku dan literatur yang berhubungan
dengan penulisan karya ilmiah atau teknik penulisan ilmiah dan yang berkaitan
dengan unsur ekstrinsik.
2. Penulis mencari data dan informasi melalui
situs internet dan buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan.
3. Penulis juga mencari data dan informasi
dengan mengajukan pertanyaan kepada orang yang menguasai dan memahami tentang
permasalahan ini.
H.
Teknik Analisis Data
Teknik dalam penulisan ini adalah mengkaji
unsur ekstrinsik dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
Langkah-langkah menganalisis adalah sebagai berikut.
1. Merangkum hasil data yang diperoleh dari
berbagai macam sumber yang digunakan.
2. Menyimpulkan hasil penelitian dalam bentuk
hakikat atau paragraf.
3. Menginterpretasikan hasil data.
4. Membuat hasil data dalam bentuk laporan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Sinopsis Novel
Buku “Laskar Pelangi” diangkat dari kisah
nyata yang dialami oleh penulisnya sendiri, menceritakan masa kecil anak-anak
kampung Belitong yang sangat miskin. Anak-anak ‘kecil’ yang mencoba memperbaiki
masa depan mereka.
SD Muhammadiyah, tampak begitu rapuh dan
menyedihkan. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang
guru, Bapak Harfan Effendy Noor seorang kepala sekolah yang sudah tua dan Ibu
Muslimah Hafsari seorang guru muda, yang juga sangat miskin. Sekolah yang
nyaris dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu,
terselamatkan berkat seorang anak idiot, Harun, yang datang terlambat saat
penerimaan murid baru. Akhirnya, murid yang akan dididik di sekolah yang setiap
malam dijadikan tempat tidur ternak, berjumlah sepuluh orang anak ditambah satu
orang anak yang pindah dari sekolah yang terbilang layak.
Dari waktu ke waktu kedua guru tersebut mengajar
kesebelas anak-anak muridnya agar percaya diri, berani berkompetisi, menghargai
dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini.
Mereka juga mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah,
dan berani bermimpi setinggi-tingginya walau menghadapi kesulitan sebesar
apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang pekerja keras sehingga
menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat
beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Muslimah juga mengajarkan cinta dan
mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi
julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah
Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval
mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak
anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba
cerdas tangkas. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol
sekolah-sekolah PN.
Kejadian yang paling menyedihkan melanda
sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar
pelangi itu harus berhenti sekolah padahal hanya tinggal satu triwulan
menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus
menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia.
Meskipun pada tahun 90-an sekolah
Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai
diri sendiri, tapi semangat, keluruhan budi, ketekunan, dan ilmu yang diajarkan Pak Harfan
dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para Laskar Pelangi. Akhirnya kedua guru
itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi
sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development
manager di salah satu perusahaan multinasional paling penting di negeri
ini, ada yang mendapatkan beasiswa internasional kemudian melakukan research di Université de Paris,
Sorbonne dan lulus S2 dari sebuah universitas terkemuka di Inggris.
B.
Analisis Unsur Ekstrinsik dalam Novel Laskar
Pelangi Karya Andrea Hirata
Unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel di
atas adalah sebagai berikut.
1.
Latar belakang pengarang
Gambar 1. Andrea Hirata
Andrea Hirata lahir di Belitong. Meskipun
studi mayornya ekonomi, beliau amat menggemari sains–fisika, kimia, biologi,
astronomi–dan tentu saja satra. Edensor adalah novel ketiganya setelah
novel-novel best seller Laskar
Pelangi dan Sang Pemimpi. Sekarang beliau tengah mengejar mimpinya yang lain
untuk tinggal di Kye Gompa, desa
tertinggi di dunia, di Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas
Indonesia. Beliau mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Université de Paris, Sorbonne, Prancis dan
Sheffield Hallam University, United Kingdom.
Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi
mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan beliau lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasi ke
dalam bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama
yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi
ilmiah. Hobinya naik komidi putar. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan masih
bekerja di kantor pusat PT. Telkom.
2.
Aspek-aspek sosial
Pada novel ini banyak sekali
unsur-unsur sosial masyarakat yang bertempat tinggal di Belitong, diantaranya
sebagai berikut.
a. Adanya
perbedaan status di Belitong. Kita bisa megetahui bagaimana kehidupan orang-orang
miskin yang hanya bekerja sebagai nelayan, kuli PN Timah, berkebun seadanya
sangat kontras dengan kehidupan foya-foya staf PN Timah.
Bukti kutipan pada halaman
57:
“Gedung-gedung sekolah PN di
desain dengan arsitektur yang tak kalah indahnya dengan rumah bergaya Victoria
di sekitarnya.”
Bukti kutipan pada halaman
19:
“... sekolah kami seolah
akan tumpah karena tiang-tiang kayu yang tua sudah tak tegak menahan atap sirap
yang berat.”
Bukti kutipan pada halaman
378:
“Sementara orang miskin diam
terpuruk, tak menemukan kata-kata untuk membantah.”
b. Perbedaan
kehidupan sosial juga tersirat pada kehidupan seorang anak, Lintang, yang
genius tetapi tidak bisa meneruskan sekolahnya karena kemiskinannya, sementara
dia hidup di tengah orang kaya raya.
Bukti kutipan pada halaman
430:
“Lintang tak punya peluang
sedikitpun untuk melanjutkan sekolah. Ia sekarang harus mengambil alih
menanggung nafkah paling tidak empat belas orang, ...”
Bukti kutipan pada halaman
432:
“... seorang anak
supergenius, penduduk asli sebuah pulau terkaya di Indonesia hari ini harus
berhenti sekolah karena kekurangan biaya. Hari ini, seekor tikus kecil mati di
lumbung padi yang berlimpah ruah.”
3.
Aspek-aspek ekonomi
a. Kehidupan ekonomi seorang guru Muhammadiyah
yang tergambar dalam buku ini yaitu sangatlah miskin. Sehingga, selain
mengajar, beliau juga mencari nafkah dengan cara lain.
Bukti kutipan pada halaman 30:
“Setelah seharian mengajar, beliau melanjutkan bekerja menerima jahitan
sampai jauh malam untuk mencari nafkah, menopang hidup dirinya dan
adik-adiknya.”
b. Di sini juga digambarkan seorang anak,
Lintang, yang harus putus sekolah karena kekurangan biaya untuk menghidupi
adik-adiknya yang masih kecil.
Bukti kutipan pada halaman 433:
“Ia sekarang harus mengambil alih menanggung nafkah paling tidak empat
belas orang, karena ayahnya telah mati, ...”
c.
Kemiskinan
sekolah Muhammadiyah juga digambarkan dalam novel tersebut. Kapur saja yang
harganya tidak seberapa bagi kita, tapi sekolah Muhammadiyah tidak mampu
membelinya. Akhirnya, masyarakat menyumbangkan sebagian hartanya untuk sekolah
tersebut.
Bukti kutipan pada halaman 251:
“..., perlu kau tahu, kapur itu dibeli dari sumbangan umat!””
4.
Aspek-aspek pendidikan
a. Sekolah Muhammadiyah yang miskin dapat
memenangkan perlombaan cerdas tangkas.
Bukti kutipan pada halaman 383:
“... Lintang berhasil mengharumkan nama perguruan Muhammadiyah. Kami
adalah sekolah kampung pertama yang menjuarai perlombaan ini, ...”
b. Dari pernyataan di atas, penulis mengatakan bahwa
setiap orang berhak memiliki cita-cita asalkan mempunyai keinginan yang kuat.
Bukti kutipan pada halaman 383:
“Hari ini aku belajar bahwa setiap orang, bagaimana pun terbatas
keadaannya, berhak memiliki cita-cita, dan keinginan yang kuat untuk mencapai
cita-cita itu mampu menimbulkan prestasi-prestasi lain sebelum cita-cita
sesungguhnya tercapai.”
c.
Lintang dan
Mahar serta para anggota laskar pelangi dapat membuat bangga Pak Harfan dan Bu
Mus. Karena berkat mereka, sekolah Muhammadiyah dapat memenangkan lomba
festival sekolah dan juga lomba cerdas tangkas.
Bukti kutipan pada halaman 245:
“Pak Harfan, Bu Mus, dan guru-guru kami sangat bangga dan seolah tak
percaya melihat murid-muridnya memiliki kemampuan seperti itu.”
5.
Semangat zaman, atmosfer, atau iklim tertentu
a. Semangat seorang anak kecil yang setiap hari
berangkat sekolah harus menempuh perjalanan 80 kilometer hanya dengan sebuah
sepeda.
Bukti kutipa halaman 97:
“Demikian perjuangannya mengayuh sepeda pulang dan pergi ke sekolah, 80
kilometer setiap hari.”
b. Walau harus berhadapan dengan buaya setiap
hari, tetapi tekad Lintang untuk berangkat ke sekolah tidak pernah luntur.
Bukti kutipan pada halaman 93:
“... tak jarang Lintang mempertaruhkan nyawa demi menempuh pendidikan,
namun tak sehari pun ia pernah membolos.”
c.
Syahdan
seorang anak yang tidak memiliki keahlian apapun ternyata memiliki semangat
yang tinggi.
Bukti kutipan pada halaman 478:
“Semangat
juangnya sekuat batu satam. Setelah SMA ia berangkat ke Jakarta. Dengan map di
ketiaknya ia melamar untuk menjadi aktor dari satu rumah produksi ke rumah
produksi lainnya, hanya bermodalkan satu hal: keinginan! ...”
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Unsur
ekstrinsik yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata adalah
sebagai berikut.
1. Latar belakang pengarang
Andrea Hirata lahir di Belitong. Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas
Indonesia. Beliau mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Université de Paris, Sorbonne, Prancis dan
Sheffield Hallam University, United Kingdom.
2. Aspek-aspek sosial
a. Adanya
perbedaan status di Belitong. Kita bisa megetahui bagaimana kehidupan orang-orang
miskin yang hanya bekerja sebagai kuli PN Timah sangat kontras dengan kehidupan
foya-foya staf PN Timah.
b. Perbedaan
kehidupan sosial juga tersirat pada Lintang, anak yang genius tetapi tidak bisa
meneruskan sekolahnya karena kemiskinannya, sementara dia hidup di tengah orang
kaya raya.
3. Aspek-aspek
ekonomi
a. Kehidupan ekonomi seorang guru Muhammadiyah
yang selain mengajar, beliau juga mencari nafkah dengan cara lain.
b. Lintang, yang harus putus sekolah karena
kekurangan biaya untuk menghidupi adik-adiknya yang masih kecil.
4. Aspek-aspek pendidikan
a. Penulis mengatakan bahwa setiap orang berhak
memiliki cita-cita asalkan mempunyai keinginan yang kuat.
5. Semangat zaman, atmosfer, atau iklim tertentu
a. Semangat seorang anak kecil yang setiap hari
berangkat sekolah harus menempuh perjalanan 80 kilometer hanya dengan sebuah
sepeda.
b. Syahdan seorang anak yang tidak memiliki
keahlian apapun ternyata memiliki semangat yang tinggi. Dia bertekad untuk menjadi
artis sampai merantau ke Jakarta.
Berdasarkan paparan di atas, tampaklah bahwa
novel Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata terdapat cerminan masyarakat terkait dengan kesenjangan
perekonomian pada masalah kemiskinan. Tetapi buku ini memperlihatkan bahwa di tangan seorang guru, kemiskinan
dapat diubah menjadi kekuatan. Kemiskinan bukanlah kendala untuk maju, dan pendidikan
bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas. Buku ini memberitahu
kita bahwa guru benar-benar seorang pahlawan tanpa tanda jasa.
B.
Saran
Dari pembahasan pada BAB IV yang telah kami
tulis, kami menyarankan kepada pembaca khususnya para siswa:
- Jangan
pernah menyerah pada cita-cita yang ingin kita capai. Sesungguhnya banyak jalan
untuk meraih cita-cita kita sendiri.
- Menghormati
seorang guru, karena bagaimana pun mereka yang menumbuhkan semangat dalam diri
kita agar dapat bermimpi setinggi-tingginya dengan bekal ilmu yang mereka
berikan.
- Sebagai
makhluk sosial, tentunya kita harus membantu orang yang membutuhkan bantuan dan
uluran tangan kita selama kita mampu membantunya.
- Memperdalam
pemahaman serta pengetahuan tentang unsur ekstrinsik yang terdapat dalam novel.
DAFTAR PUSTAKA
Zul Fajri, Em. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
LAMPIRAN
Gambar 2. Cover Depan Laskar Pelangi
Gambar
3. Cover Penuh Laskar Pelangi
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(kalo yang ini untuk halam angkanya. semoga membantu jangan lupa comment ya hehe )